Dirjen: Fokus Penguatan Hindu Nusantara

Dirjen Bimas Hindu dialog dengan umat

TTS - I Nengah Duija, Dirjen Bimas Hindu melanjutkan kembali agenda pembinaan umat di provinsi Nusa Tenggara Timur pada Sabtu (29/10/2022).

Di hari kedua ini Dirjen Bimas Hindu menghadiri simakrama dengan Pengurus Lembaga Agama dan Keagamaan, Tokoh-tokoh dan Umat Hindu Kabupaten TTS (Timur Tengah Selatan), didampingi oleh Pembimas Hindu Prov. NTT, Ketua PHDI Prov. NTT dan Kabupaten TTS yang berlangsung di aula serba guna Pura Giri Suci.

Sebelum dilaksanakannya kegiatan simakrama Duija bersama seluruh undangan melaksanakan persembahyangan terlebih dahulu dilanjutkan dengan berkeliling melihat perkembangan pembangunan di Pura Giri Suci.

Dalam kegiatan simakrama, Duija membahas mengenai Hindu Nusantara yang merupakan Hindu yang berlandaskan pada budaya lokal dan adat dimana umat itu berada. 

“Hindu Nusantara adalah Hindu yang berkembang dimanapun harus berbasis pada budaya lokal dan tidak lepas dari adat dimana kita berada sebagai bentuk kontribusi kita kepada negara bahwa Hindu tidak pernah punya masalah di tingkat bawah” ujarnya.

Terkait jumlah Penyelenggara Hindu yang masih kurang di Provinsi NTT juga dirasakan oleh Provinsi lain di Indonesia. Duija meminta umat Hindu di provinsi NTT khususnya di Kabupaten TTS untuk bersabar karena penunjukan Penyelenggara itu adalah kebijakan kanwil setempat. 

“Penunjukan Penyelenggara itu merupakan kebijakan dari Kanwil setempat yang mengetahui kebutuhan daerahnya masing-masing namun apabila ada rekomendasi dari Bapak Bupati Kab. TTS, Ibu DPRD dan Bapak Kapolres sepertinya akan ampuh untuk memuluskan jalan mendapatkan seorang penyelenggara di Kabupaten TTS ini. “ tambah Duija.

Lebih lanjut Duija juga membahas mengenai peningkatan kualitas Pendidikan bagi para Pemuka Agama Hindu setidaknya minimal bergelar Magister karena melihat keadaan saat ini para pemuka agama lain sudah banyak yang bergelar Doktor. 

“Saya akan berusaha membuka peluang mendapatkan Beasiswa LPDP dari Kementerian Keuangan untuk S2,S3 bagi yang ingin meningkatkan kompetensinya di bidang agama. Terutama bagi para pemangku dan sulinggih kita setidaknya minimal bergelar Magister Agama agar nantinya dalam diskusi ataupun debat para pemangku dan sulinggih kita dapat melakukan analisis yang tajam seperti para pemuka agama lain yang sudah banyak bergelar Doktor.“ ujar Duija.

Duija juga berharap umat Hindu di TTS tidak melupakan 4 pilar kebangsaan yaitu kebinekaan, NKRI, Pancasila dan Undang-undang Dasar tutupnya.


Berita Pusat LAINNYA