JAKARTA, (BIMAS HINDU) – Beberapa program yang bakal difokuskan oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu (Direjen Bimas Hindu) Kementerian Agama (Kemenag) RI, I Nengah Duija di antaranya adalah upaya memberdayakan umat untuk mengembangkan Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) lewat rumah ibadah serta digitalisasi pelayanan di lingkungan kerja Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu (Ditjen Bimas Hindu) Kemenag RI.
Hal itu diungkapkan I Nengah Duija dalam wawancara khusus di kantornya, Rabu (20/9/2023). Di awal pengantarnya, Duija menjelaskan bahwa pemberdayaan umat berbasis rumah ibadah dalam bentuk bantuan yang sudah terlaksana sebelumnya, menurutnya, kurang begitu efektif untuk mengubah mindset umat Hindu, baik secara mentalitas maupun kulturalnya.
“Nah, kita akan ubah itu sehingga masing-masing tempat ibadah ini agar fokus mengembangkan semacam UMKM. Bisa berupa koperasi atau dalam bentuk usaha dagang untuk kemandirian. Ini ke depannya agar bisa mandiri dan tidak terus menerus kita bantu. Jadi sifatnya, kita hanya memantik saja,” kata Duija.
Setelah itu, lanjut Duija, nantinya akan ada pendampingan. Artinya, bagaimana nanti UMKM atau usaha apa pun yang akan dijalankan untuk kemandirian rumah ibadah atau Pure ini akan diberikan pendampingan supaya apa yang dituju tercapai dengan baik.
“Itu harus kita dampingi. Modelnya tidak lagi dalam bentuk kegiatan workshop tapi dengan pendampingan. Ini juga di beberapa tempat ibadah sudah mulai pengembangan UMKM,” kata Duija.
Selanjutnya, kata Duija, apabila pengembangan dalam sektor ekonomi dengan UMKM ini bisa berjalan, pihaknya kemudian akan fokus pada masyarakat-masyarakat Umat Hindu yang belum mampu.
“Lha kalau ini pemberdayaan sektor ekonomi ini bisa kita lakukan dan Pura yang ada sudah bisa mandiri, maka dana yang awalnya untuk bantuan rumah ibadah ini bisa kita fouskan ke tempat yang lain seperti masyarakat yang belum mampu. Sehingga, tentu nanti lama-lama Pura tidak perlu lagi kita bantu karena sudah mandiri dan bahkan menghasilkan,” jelas Duija.
Selain di sektor ekonomi tersebut, Duija akan memfokuskan pada program digitalisasi pelayanan di lingkungan kerja Ditjen Bimas Hindu.
“Memang masih banyak yang perlu kami bangun terutama transformasi digital, tangga layanan digital, kemudian proses pelayanan digital. Semua yang berkaitan dengan pelayanan publik, ke depannya kita akan berusaha supaya digitalisasi itu berjalan dengan baik,” kata Duija.
Saat ini, pihaknya sedang menyiapkan infrastrukturnya. Nanti harapannya, kata Duija, pelayanan terhadap kelembagaan agama menjadi lebih baik menjadi lebih transparan dan tanpa kendala.
“Tahun depan pusat pelayanan terpadu juga akan dibangun. Sehingga, jika pusat pelayanan terpadu ini sudah bisa beroperasi dan digitalisasi ini berjalan dengan baik, maka pelayanan bisa dikontrol melalui ponsel pintar seperti android,” katanya.
Menurutnya, capaian baik dalam tata kelola di Ditjen Bimas Hindu sudah ada. Tinggal bagaimana mengembangkannya supaya lebih baik dan lebih maksimal lagi.
“ Astungkara tata kelola kita semakin baik. Kemarin kita dijadikan sampel untuk Penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) oleh KemenPAN RB. Itu artinya kita sudah agak dilirik. Mudah-mudahan ini menjadi pelajaran bagi kita semua bahwa apa yang kita lakukan adalah perbaikan di semua aspek,” kata Dijen Bimas Hindu.