Ciptakan TK Hindu Ramah Anak

Guru TK Hindu tampak gembira mengikuti kegiatan Orientasi Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan Pada Lembaga Taman Kanak-Kanak Hindu Tahun 2016

"Apa yang dikatakan Ki Hajar Dewantara, sekolah merupakan taman yang menyenangkan. Anak-anak datang ke taman dengan senang hati, meninggalkan taman dengan senang hati"

(Bimas Hindu Jatim) - Mengutip pernyataan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Anies Baswedan, Suhartatik mengajak seluruh masyarakat untuk menciptakan pendidikan anak usia dini (tk) yang ramah anak.


"Adanya pencegahan kekerasan terhadap anak di sekolah merupakan salah satu bentuk sistem perlindungan anak serta menjadi bagian penting dari indikator Kota atau Kabupaten Layak Anak," kata Suhartutik ketika memberikan materi dalam hari kedua dan ketiga Orientasi Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan Pada Lembaga Taman Kanak-Kanak Hindu Tahun 2016 yang diselenggarakan oleh Bimas Hindu Kemenag Jatim di Regent Park Hotel, Jumat (25 - 26/11/2016).


Suhartutik dalam materinya 'Pendidikan Anak Usia Dini (TK) yang Ramah Anak' menambahkan pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, salah satunya sekolah ramah anak.


Anak-anak juga seharusnya diberikan kesempatan untuk berkreatifitas. Misalnya diberikan untuk menentukan pilihan bermain dengan alat permainan yang dipilih untuk anak PAUD. Hal senada juga disampaikan oleh Muhriyadi dalam materinya 'Pengembangan Saintifik'. Dalam model pembelajaran saintifik, anak akan memperhatikan, meneliti, mencoba, dan bertanya. "Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang agar peserta didik secara aktif dapat mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan," ungkap Muhriyadi.


Selanjutnya ada Masruchah dalam materinya 'Kurikulum dan Program Pembelajaran di TK'. Ia mengatakan dalam membangun TK ramah anak, diperlukan beberapa aspek yang disusun dalam tema program semester.
"Tiga aspek yang dibutuhkan antara lain sikap religius dan sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan," ungkap Masruchah. Aspek pertama meliputi sikap beragama, perilaku hidup sehat, rasa ingin tahu, kreatif, percaya diri, disiplin, mandiri, peduli, mampu bekerja sama, mampu beradaptasi, jujur dan santun.


Aspek kedua meliputi pengetahuan tentang diri, keluarga, teman, guru, lingkungan sekitar, teknologi, seni dan budaya, serta prosedur kerja. Aspek ketiga meliputi kemampuan berpikir, berkomunikasi, mengatasi masalah, bertindak produktif dan kreatif melalui bahasa, musik, karya dan gerakan sederhana.


Pemateri terakhir, Djoko Purnomo menegaskan bahwa penilaian merupakan proses mengumpulkan dan menafsirkan berbagai informasi secara sistematis, terukur, berkelanjutan, menyeluruh tentang tumbuh kembang yang telah dicapai peserta didik selama kurun waktu tertentu.


"Adapun tahap penilaian mencakup observasi, pencatatan, pengolahan hasil belajar, pengarsipan dan pelaporan," tegas Djoko Purnomo dalam materi Penilaian dan Pelaporan Tumbu Kembang Anak Usia Dini. *Titah


Berita Daerah LAINNYA