Dialog Kerukunan: Hadirkan Toleransi Berlandaskan Pancasila

Sidoarjo - Kerukunan mencerminkan hubungan timbal balik yang ditandai oleh sikap saling menerima, saling mempercayai, saling menghormati dan menghargai, serta sikap saling memaknai kebersamaan. Toleransi merupakan hal mutlak agar kerukunan antar umat beragama semakin kuat.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Jatim, Dr. H.Mustain, M.Ag dalam kegiatan Dialog Kerukunan Pandita/Pinandita/Tokoh Agama/Cendekiawan/Tokoh Masyarakat/Pemuda/Wanita yang diselenggarakan oleh Bimas Hindu Kemenag Jatim.

"Jawa Timur bersyukur tidak memiliki kasus kerukunan antar umat beragama mengingat kuatnya rasa toleransi yang dimiliki tiap warganya," kata Mustain di Aula Kanwil Kemenag Jatim, Kamis (13/04/2017).

Pembimas Hindu Kanwil Kemenag Jawa Timur, Ida Made Windya, M.Ag menegaskan untuk memperkuat kerukunan diperlukan kerjasama baik dalam tataran hidup keseharian antar tetangga, antara ormas keagamaan, antar umat yang berbeda agama maupun antara umat beragama dengan pemerintah daerah.

Ia menambahkan, kegiatan yang mengambil tema 'Memperkuat Toleransi Kebhinekaan Berbangsa dan Bernegara Demi Keutuhan NKRI' ini diikuti oleh 160 peserta dari seluruh elemen umat Hindu Jawa Timur.

Dr. I Ketut Sudiartha., M.Pd.H dalam materinya 'Peran PHDI ( Lembaga Agama) dalam Pembinaan dan Penguatan Kerukunan Umat Beragama' mengungkapkan PHDI berperan dalam mengembangkan nilai kehidupan yang mendorong terwujudnya sikap dan perilaku yang bertanggung jawab, peduli, rukun dan harmonis di lingkungan intern, antar umat beragama dan dengan pemerintah.

Sedangkan Prof. Ir. I Nyoman Sutantra M.Sc., Ph.D dalam materi 'Memperkokoh Toleransi kebhinekaan berbangsa bernegara demi keutuhan NKRI' memaparkan bahwa toleransi yang baik adalah yang sadar akan kebhinekaan, dengan beradab dan bijak membangun NKRI dengan bingkai nilai-nilai luhur pancasila.

"Kebhinekaan diciptahan Tuhan untuk saling mengisi, saling memberi, saling melengkapi. Kehidupan diciptakan Tuhan sebagai wadah kebhinekaan dalam kesatuan dengan saling mengasihi," kata I Nyoman Sutantra.

Sedangkan Ida Pedanda Gde Anom Jalakarana Manuaba menegaskan bahwa keharmonisan bisa terwujud dengan penguatan integritas moral dan kepribadian yang bersumber dari keluhuran nilai nilai spiritualitas keagamaan serta mengembangkan rasa solidaritas yang tinggi dalam upaya menjalin persatuan dan kesatuan yang kokoh. (Tah)


Berita Daerah LAINNYA