Introspeksi Diri & Peningkatan Spiritual di Hari Raya Kuningan

Mataram (BidHindu) Sejatinya, setiap agama, kebudayaan, atau kelompok tertentu memiliki hari rayanya masing-masing yang dianggap sakral oleh anggota dalam kelompok tersebut. Demikian yang terjadi dengan masyarakat Hindu di seluruh Indonesia yang memiliki hari raya keagamaan, salah satunya ialah Hari Raya Kuningan.

Hari Raya Kuningan merupakan rangkaian upacara Galungan yang dilaksanakan pada 10 hari menjelang perayaan Kuningan digelaryang jatuh pada 10 hari setelah Hari Raya Galungan, yaitu pada Saniscara (Sabtu) Kliwon Wuku Kuningan.

Beberapa kegiatan yang khas biasanya digelar dalam kemeriahan tersebut diantaranya; Endongan yang menyimbolkan persembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Tamyang sebagai simbol yang mampu menolak marabahaya, Kolem yang disimbolkan sebagai tempat peristirahatan Sang Hyang Widhi.

Biasanya di Hari Raya Kuningan umat Hindu membuat nasi kuning yaitu melambang kemakmuran dan dihaturkan sesajen-sesajen sebagai tanda terimakasih dan suksmaning idep kita sebagai manusia (umat) menerima anugrah dari Hyang Widhi berupa bahan-bahan sandang dan pangan yang semuanya itu dilimpahkan oleh beliau kepada umatNya atas dasar cinta-kasihnya.

Persembahyangan pada Hari Raya Kuningan menurut Kepala Bidang Hindu Kanwil Kementerian Agama Prov. NTB I Wayan Widra Hari Raya Kuningan Ida SangHyang Widhi Wasa memberkahi dunia dan umat manusia sejak pulul 12 malam sampai jam 12 siang, jadi disaat itu sangat tepat kita datang menyerahkan diri kepadanya dalam memohon perlindungan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Kenapa hanya sampai jam 12 siang karena energy alam semesta (panca mahabhuta : pertiwi, apah, bayu, teja, akasa) bangkit dari pagi hingga mencapai klimaknya di bajengsurya (tengah hari), dan setelah lewat bajengsurya yang disebut masa praline (pengembalian keasalnya) atau juga dapat dikatakan pada masa itu energy alam semesta akan menurut, dan setibanya sanghyang surya masinep (malam hari) adalah saatnya beristirahat (tamasika kala), jelas Kabid Bimas Hindu.

Yang paling penting dalam perayaan Hari Raya Kuningan ini umat Hindu selalu ingat kepada Sang Pencipta, Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan mensyukuri karunia-Nya, melalui perayaan ini umat juga dituntut selalu ingat menyamabraya, meningkatkan persatuan dan solidaritas sosial, selalu ingat kepada lingkungan sehingga tercipta harmonisasi alam semesta beserta isinya,jelas Kabid Bimas Hindu. (pp)


Berita Daerah LAINNYA