Upacara Rsi Yadnya Padiksan di Griya Gede Kutri, Prof. Duija Sampaikan Makna dan Arti Padiksan

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu (Dirjen Bimas Hindu) Kementerian Agama (Kemenag) RI Prof. I Nengah Duija dalam Upacara Rsi Yadnya Padiksan Ida Bagus Indraprasta Manuaba beserta istrinya, Ida Ayu Ketut Putri Ayu, Kamis (05/4/2024).

BALI, (BIMAS HINDU) - Griya Gede Kutri Singapadu Tengah, Kabupaten Gianyar menggelar Upacara Rsi Yadnya Padiksan Ida Bagus Indraprasta Manuaba beserta istrinya, Ida Ayu Ketut Putri Ayu, Kamis (05/4/2024). 

Usai didiksa, beliau diberi gelar Ida Pedanda Gede Dwija Padangrata dan Ida Pedande Istri Padmi Kemenuh. Guru Nabe dalam upacara ini adalah Ida Pedande Gede Manu Singaraga dari Griya Taman Giri, Sangkan Gunung, Sidemen, Karangasem. 

Sementara Guru Waktra adalah Ida Pedande Gede Made Tamu dari Griya Jungutan, Bungaya, Bebandem Karangasem dan Guru Saksi adalah Ida Pedande Istri Ngurah dari Griya Gede Kutri, Singapadu, Gianyar. 

Dalam upacara tersebut, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu (Dirjen Bimas Hindu) Kementerian Agama (Kemenag) RI Prof. I Nengah Duija turut hadir dan memberikan sambutannya.

Prof. Duija menyampaikan bahwa Upacara Padiksaan adalah upacara medwijati artinya lahir kembali untuk yang kedua kalinya. 

Yang dimaksud lahir kembali, kata dia, adalah pertama lahir dari orang tua dan yang kedua lahir dari napak Nabe. Seorang yang telah medwijati harus menjadi sulinggih yang Sidhi, Sidha, Sudha dan Sadhu. 

"Jadi dengan Sudha yakni penyucian diri akan mendapatkan ilmu pengetahuan, sehingga menjadi Sulinggih yang Sidhi, dan mampu Sidha 'Berhasil' menjadi panutan untuk umat,” ucap Prof. Duija seraya menambahkan ada harapan besar nantinya saat menjadi panutan umat akan menjadi Sadhu atau orang yang bijaksana.

Lebih lanjut, Prof. Duija mengungkapkan bahwa Pediksan ini merupakan upacara yang harus berasal dari keinginan calon diksa sendiri dan izin dari semua keluarga besar dengan melaksanakan uger-uger pemilihan. 

Setelah jatuh kepada pilihan umat dan mendapat restu dari seluruh keluarga besar, lanjut dia, kemudian bersangkutan harus diyakinkan kembali apa beliau siap melaksanakan ini apa belum. 

Setelah siap, maka pihaknya mengajukan ke semua keluarga dan masyarakat untuk melaksanakan upacra Rsi Yadnya Padiksan ini.

Prof. Duija dalam kesempatan itu pula mengucapkan selamat atas terselenggaranya upacara Rsi Yadnya Padiksan ini. Ia juga berharap, semakin banyaknya sulinggih yang ada di Bali, maka semakin banyak tokoh agama (sulinggih) yang bisa memberikan pencerahan dan tuntunan kepada umat dalam menjalankan swadharma di dunia ini. 

"Semakin banyak sulinggih yang ada di Bali, maka semakin banyak yang memberikan tuntunan kepada umat, sehingga jagat Bali trepti dan rahayu," pungkasnya.


Berita Daerah LAINNYA