Pembimas Hindu NTT: Pembentukan Karakter Suputra Harus Jadi Dasar Tujuan Sistem Pendidikan di Pasraman

Pembimas Hindu Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Ni Wayan Sunarsih dalam acara penutupan kegiatan Pembinaan dan Penguatan Pengurus Pasraman Se-Daratan Timor, di Hotel Sahid T-More Kupang, Minggu (25/9/2023).

KUPANG, NTT, (BIMAS HINDU NTT) – Pembentukan karakter suputra atau religius, bermoral, cerdas dan berguna harus menjadi dasar tujuan sistem pendidikan di Pasraman. Hal itu disampaikan oleh Pembimas Hindu Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Ni Wayan Sunarsih dalam acara penutupan kegiatan Pembinaan dan Penguatan Pengurus Pasraman Se-Daratan Timor, Minggu (25/9/2023) di Hotel Sahid T-More Kupang.

“Ini sebagai implementasi penerapan sistem pendidikan pasraman yang mencakup dasar, mekanisme dan tujuan yang sejalan dengan idealisme pendidikan Hindu. Yakni membangun generasi suputra, sesuai yang tersurat pada kekawin nitisastra yang menjelaskan tentang karakter anak suputra adalah : Sadhu  (religius dan bermoral), Gunawan (cerdas dan berguna),” kata Ni Wayan Sunarsih dalam sambutannya.

“Artinya pendidikan di Pasraman bertujuan membentuk pengetahuan, sikap, dan prilaku generasi hindu sehingga menjadi insan yang religius, berkepribadian luhur, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, serta berguna bagi lingkungan,” sambungnya.

Menurutnya, pembentukan karakter suputra dalam diri peserta didik harus menjadi dasar sekaligus tujuan dalam sistem pendidikan di pasraman yang perlu  dijabarkan dalam mekanisme pendidikan di pasraman sebagai lembaga edukasi dengan melibatkan seluruh komponen pendidikan secara utuh dan terpadu. 

Dengan dasar kuat tersebut, kata dia, semestinya tidak ada keraguan bagi Umat Sedharma untuk memberikan anak-anaknya  belajar di pasraman. Meskipun barangkali ada sekolah yang tidak memakai nilai Agama Hindu dari pasraman untuk sekolahnya. 

“Karena pasraman bukan hanya untuk mendapatkan nilai agama saja, tetapi sebagai sarana untuk berinteraksi dengan siswa-siswa yang seagama agar dapat mengenal lebih dekat, dan melakukan kegiatan keagamaan yang tidak didapat di sekolah masing-masing,” tuturnya.


Ia menambahkan, untuk mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan di pasraman sesuai dengan harapan Umat Hindu dan menyikapi regulasi pemerintah PMA No. 16 tahun 2014 terkhusus di NTT, sudah tentu masih banyak hal yang harus dikerjakan. 

“Mulai dari penyiapan sarana prasarana, SDM (sumber daya manusia) terkait tenaga pendidik dan tenaga pengelola manajemen pasraman. Terlepas dari berbagai persoalan tersebut, sekecil apapun peluang yang diberikan pemerintah terkait lembaga pendidikan pasraman.  Hendaknya tetap harus disikapi dengan sungguh-sungguh oleh kita semua agar keberadaannya benar-benar mampu menjadi solusi atas berbagai persoalan pendidikan Hindu,” 

Adapun kegiatan Pembinaan dan Penguatan Pengurus Pasraman/Sekolah  Minggu Se-Daratan Timor telah berlangsung selama 3 hari pada 22-24 September 2023.


Berita Daerah LAINNYA