Penyusunan Kurikulum Pasraman Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017

Farhani, Ka.Kanwil Kemnag Jateng memberikan arahan kepada peserta penyusunan kurikulum pasraman
Semarang (Bimas Hindu)- Pendidikan merupakan kebutuhan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam dunia pendidikan tidak akan terlepas dari kurikulum. Kurikulummerupakan sebuahperangkat dari mata pelajaran dan juga program pendidikan yang diberikan oleh lembaga penyelenggara pendidikanyang isinya mengenai rancangan pelajaran yang akan diberikan pendidik kepada peserta didik dalam satu periode jenjang pendidikan. Kurikulum ini tidak sembarangan dibuat, namun disesuaikan pada keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan serta kebutuhan lapangan kerja.

Bimas Hindu memiliki tugas dan fungsi dalam dunia pendidikan, sehingga peran yang sangat strategis dan fundamental dalam berjalannya pendidikan yang baik maka kurikulum memiliki peran dalam pencapaian tujuan karna baik atau tidaknya suatu kurikulum dilihat dari proses dan hasil pencapaian yang telah ditempuh.

Dalam kegiatn penyusunan kurikulum Pasraman Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017, tanggal 27 -28 April 2017 di Hotel New Puri Gardent jalan Arteri Blok D4 Puri Anjasmoro Semarang. Acara di ikuti oleh 40 peserta dari guru pasraman yang ada di Jawa Tengah, acara dibuka langsung Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tenagah didampingi Pembimas Hindu.

Pada acara pembukaan penyusunan kurikulum pasraman tersebut disampaikan dasar pelaksanaan kegiatan, waktu, peserta dan narasumber pelaksanaan sesuai dengan perencanaan program pada Bimas Hindu Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah untuk meningkatkan mutu pendidikan keagamaan Hindu terang Sukono selaku ketua Panitia penyelenggar.

Pembimas Hindu Jawa Tengah menyampaikan sebagai program kegiatan penyusunan untuk dapat dilaksankan dengan baik sehingga dapat dipetakan kegunaanyaa. Kurikulum dapat dilihat dalam tiga dimensi yaitu, sebagai ilmu (curriculum as a body of knowledge), sebagai sistem (curriculum as a system) dan sebagai rencana (curriculum as a plan). Kurikulum sebagai ilmu dikaji konsep, landasan, asumsi, teori, model, praksis, prinsip-prinsip dasar tentang kurikulum. Kurikulum sebagai sistem dijelaskan kedudukan kurikulum dalam hubungannya dengan sistem dan bidang-bidang lain, komponen-komponen kurikulum, kurikulum berbagai jalur, jenjang, jenis pendidikan, manajemen kurikulum, dan sebagainya. Kurikulum sebagai rencana tercakup macam-macam rencana dan rancangan atau desain kurikulum. Kurikulum sebagai rencana ada yang bersifat menyeluruh untuk semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan dan ada pula yang khusus untuk jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.

Selanjutnya pada sambutannya, Farhani selaku Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tenagah mengatakan Kegiatan Penyusunan Kurikulum sangat mulia karena dalam kegiatan ini dihadirkan guru sebagai orang yang harus digugu dan ditiru. Keinginan menjadi seorang Guru Agama Hindu PNS sangat sulit, namun kita harus mensyukuri apa yang menjadi tugas pada saat ini. Guru harus mampu menjadi peserta didik yang berbudi luhur. Dalam ajaran Agama apabila kita mengajarkan kebajikan dan orang itu mengikutiya maka akan mendapatkan pahala. Proses awal menempa peserta didik sangat sulit namun dengan ketekunan akan menjadi matang. Di era globalisasi sekarang ini perlu adanya pemahaman dan penanaman budi pekerti pada anak didik dan juga peserta dan murid pasraman. Pada era digital semua informasi yang ada di dunia dapat kita akses dari rumah. Guru harus peka, sensitif dan mampu memberikan perhatian kepada setiap muridnya.

Menurut Farhani Guru harus menguasai empat kompetensi yaitu, kepribadian yaitu sebagai seorang guru mampu memberikan keteladanan yang baik bagi murid maupun untuk masyarakat. Guru Agama memiliki tanggung jawab yang besar karena masyarakat lebih sensitif dalam mengamati gerak-geriknya karena Guru Agama dipandang memiliki kepribadian yang menjadi contoh dalam masyarakat. Seorang Guru harus mampu membuat peserta didiknya pandai dalam pengetahuan maupun dalam budi pekerti luhur. Lebih lanjut Farhani menyampaikan Kunci keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaan kurikulum di lapangan, tepatnya di satuan sekolah-sekolah pada intinya terletak ditangan para dewan guru. Peran guru dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan kerja sekolah dasar hingga perguruan tinggi memiliki peringkat utama dalam meningkatkan upaya keberhasilan pencapaian pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Pengembangan kurikulum dari waktu ke waktu sebagai wadah sarana mutu dalam mencetak sumber-sumber daya manusia yang diharapkan kelak membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik dan lebih lagi.*Wahonogol*

Berita Daerah LAINNYA