Tujuh puluh Dua (72) Sulinggih apresisai Dharma Wacana Ka. Kankemenag Kab. Badung

Ka.Kan.Kemenag Kab. Badung Menyampaikan Materi
(Mangupura, 24 Desember 2016), Apresiasi positif tidak hanya datang dari masyarakat, tokoh ataupun istansi, dalam kegiatan Diksa Pariksa (Ida Bagus Nyoman Alit beserta istri Ida Ayu Ketut Tika) yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 24 Desember 2016, bertempat di Geria Gede Manuaba Watulumbang, Banjar Kedua, Kecamatan Mengwi yang dihadiri oleh tujuh puluh dua (72) Sulinggih, termasuk Dharmopadesa Pusat dan Kabupaten Badung, Dharma Gosana, Penglingsir Puri Mengwi, Cokorde Ubud, Bupati Badung yang diwakili Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Badung, Majelis Madya Desa Adat Kabupaten Badung, Paiketan Semeton Manuaba Watulumbang, Pesraman Pakemitan Capung Mas, Camat Mengwi, Kapolsek dan Danramil Kecamatan Mengwi, Prebekel Desa Baha, Bendesa Adat, Prajuru adat dan Dinas Se-Baha, termasuk Braya Wargi yang berjumlah seribu KK, dan Masyarakat setempat.

Acara yang diawali dengan Kidung Pengalem Dwijendra Stawa, dilanjutkan dengan sambrama wecana oleh pihak keluarga, dilanjutkan dengan kesiapan warga dalam pelaksanaan upacara. Acara inti adalah puncak Diksa dari tiga orang Pedanda yang disepakati sebagai Guru Nabe, Guru Saksi, dan Guru Waktra, memberikan wejangan. Acara dilanjutkan dengan Dharma Wecana dari Ka. Kankemenag Kab. Badung (I Nyoman Arya S. Ag M.Pd.H) menyampaikan Peran Sulinggih Dalam Revolusi Mental Melayani Umat Hindu . Mantan Penyuluh Agama Hindu ini memaparkan bahwa kedamaian dalam kehidupan umat manusia sangat dibutuhkan, tanpa suasana lingkungan damai kita tidak akan dapat menjalankan tugas dalam kehidupan ini dengan baik. Pada era sekarang ini banyak diantara umat yang senang berprilaku Praktis dan ekonomis dengan mengesampingkan acuan sastra agama dan nasehat sang sadhaka (Sulinggih), itu pertanda mental perlu di revolusi. Kita akan bisa merubahnya dengan cara, dapat menerima kelebihan dan kekurangan orang lain serta mampu menasehati diri sendiri (Atutur ikang Atma ri Jatinia). Melakukan dialog, komunikasi yang baik, kerjasama, mulai dari tingkat keluarga, masyarakat dan tempat kerja kita, juga mengoptimalkan peran Sulinggih dalam tataran Upacara Yadnya. Dengan konsep Menyama Braya, hidup akan terasa tidak asing ditempat yang ramai. Diperlukan pula sikap yang bijaksana dari para Sulinggih untuk Mengayomi Umat, Tokoh Masyarakat sehingga dapat menjadi tauladan yang baik bagi umat manusia. Demikian ditegaskan oleh Mantan Kasubag Humas Kanwil Kemenag Propinsi Bali ini.

Setelah selesai membawakan dharmawecana, tidak kurang dari tujuh puluh dua Sulinggih yang berada di tempat tersebut, langsung memberikan aprisiasi positip, untuk kelangsungan umat Hindu khususnya di Kabupaten Badung, agar mampu Satya Wirang sutindih pada sastra agama demi tujuan umat Moksartham Jagathita Wahya Adhiatmika.Dan beliau berharap kegiatan-kegiatan yang langsung bersentuhan dengan umat dilakukan berkelanjutan. Acara berlangsung sangat Hikmat dan diakhiri dengan penyampaian Kidung Pengalem Astapaka Stawa.( Dana)

Berita Daerah LAINNYA