Dirjen Bimas Hindu Dorong IAHN Tampung Penyang Terus Tingkatkan Mutu Pengelolaan dan Pengembangan

Dirjen Bimas Hindu Prof. I Nengah Duija saat memberikan materi Rapat Kerja (Raker) di Aula Serbaguna IAHN Tampung Penyang Palangka Raya , Senin (18/03/2024).

PALANGKA RAYA, (BIMAS HINDU) - Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu (Dirjen Bimas Hindu) Prof. I Nengah Duija mendorong Institut Agama Hindu Negeri (IAHN) Tampung Penyang Palangka Raya terus meningkatkan mutu pengelolaan dan pengembangan.

Dorongan itu disampaikan oleh Prof. Duija saat memberikan materi Rapat Kerja (Raker) IAHN Tampung Penyang dengan pembahasan 'Pengelolaan dan Pengembangan Perguruan Tinggi Hindu yang Bermutu'.

Adapun acara itu berlangsung di Aula Serbaguna IAHN TP Palangka Raya , Senin (18/03/2024).

Untuk diketahui, saat ini, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu (Ditjen Bimas Hindu) terus melakukan upaya memacu kemajuan, mutu dan kualitas di bidang pendidikan dari segala jenjang.

Beberapa waktu lalu, telah disahkan oleh MenpanRB mengenai perubahan status Skolah Tinggi Hindu Dharma (STHD) Klaten menjadi Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Jawa Dwipa. Hal itu menjadi salah satu capaian yang amat disyukuri oleh Ditjen Bimas Hindu.

Terbaru, pada Kamis, (14/3/2024) kemarin Ditjen Bimas Hindu telah resmi melakukan launching Pendidikan Umum Bercirikhas Keagamaan Hindu atau Pendidikan Widyalaya sebanyak 105 di seluruh Indonesia.

Ini menjadi tonggak awal dan terobosan sejarah baru di mana umat Hindu saat ini telah memiliki sekolah formal bercirikhas keagamaan Hindu di bawah naungan Ditjen Bimas Hindu Kemenag RI.

Saat ini, sebanyak 105 Pasraman Formal dari 34 Provinsi di Indonesia telah resmi beralih menjadi Pendidikan Widyalaya. Perubahan 105 pasraman formal tersebut telah sah dan legal berdasarkan SK No 70-176 tahun 2024 tentang Peralihan Bentuk Satuan Pendidikan Keagamaan Hindu menjadi Widyalaya yang tertanggal 7 Maret 2024.

"Ada sebanyak 84 Pratama Widyalaya (TK) dengan 2.107 siswa, 11 Adi Widyalaya (SD) dengan 664 siswa, 5 Madyama Widyalaya (SMP) dengan 182 siswa, dan 5

Utama Widyalaya (SMK/SMA) 476 siswa. Total keseluruhan siswa yang telah terdata sebanyak 3.429 siswa," jelas Duija.

Duija menyebut, lulusan Widyalaya yang setara SMA atau SMK lebih mudah memilih perguruan tinggi, karena kurikulum yang diajarkan sama dengan sekolah umum. "Ini adalah bentuk terobosan baru bagi pendidikan Hindu. Pendidikan Widyalaya adalah konsep pendidikan kedua yang ditetapkan Kemenag RI setelah Madrasah," katanya.

Dengan adanya Pendidikan Widyalaya ini, umat Hindu bisa lebih memperlebar jangkauan pendidikan formal bernuansa Hindu yang mana tidak hanya berfokus pada pelajaran agama Hindu saja, namun juga akan mempelajari pelajaran umum. Sehingga, lulusanya lebih terbuka.

"Selain itu, bisa menjadi jalan sekaligus solusi strategis terhadap penyerapan tenaga pendidik atau guru dari perguruan tinggi umum atau Hindu secara lebih optimal," kata Mantan Rektor Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar yang kini menjadi Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa itu.


Berita Pusat LAINNYA