Dirjen Bimas Hindu Kukuhkan 2 Guru Besar Ilmu Agama di STAHN Mpu Kuturan

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu (Dirjen Bimas Hindu) Kementerian Agama RI Prof. I Nengah Duija mengukuhkan 2 guru besar Ilmu Agama di Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Mpu Kuturan, Jumat (24/11/2023).

BALI, (BIMAS HINDU) – Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu (Dirjen Bimas Hindu) Kementerian Agama RI Prof. I Nengah Duija mengukuhkan 2 guru besar Ilmu Agama di Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Mpu Kuturan. Pengukuhan guru besar oleh Dirjen Bimas Hindu tersebut berlangsung di Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja, Jumat (24/11/2023).

Adapun kedua guru besar tersebut adalah Prof. Gede Suwindia, S.Ag, M.A. sebagai guru besar bidang Ilmu Agama dan Lintas Budaya, serta Prof.  Dr. Drs. Putu Parmajaya, M.Pd. bidang Ilmu Agama Hindu.  

Degan pengukuhan ini, artinya, STAHN Mpu Kuturan akhirnya telah melahirkan 2 orang guru besar. Agenda pengukuhan 2 guru besar itu digelar sekaligus bertepatan  dengan wisuda ke-VII.

Suwindia merupakan alumnus program doktor di Universitas Gajah Mada pada tahun 2013 silam. Dia menjabat sebagai Ketua STAHN Mpu Kuturan Singaraja sejak 2020 silam. Sementara Parmajaya meru pakan alumnus IHDN Denpasar (kini UHN I Gusti Bagus Sugriwa). Purnajaya menjabat sebagai Ketua Senat STAHN Mpu Kuturan.

Pada kesempatan itu, Gede Suwindia dalam orasi ilmiahya berjudul ‘Menyemai Benih, Merawat Kerukunan: Moderasi Beragama Dalam Bingkai Budaya Bali’ memaparkan bahwa era disrupsi membawa arus yang memberikan dampak dalam menjaga kerukunan. Konsep tri hita karana, tri kaya parisudha, stasastra dan ajaran tattwam asi menjadi bekal bagi umat Hindu dalam menjaga kerukunan di Bali. Nilai tersebut harus dijaga sehingga bisa menciptakan harmoni dalam kehidupan.

“Kerukunan itu tidak jatuh dari langit. Namun tugas kita harus menjaganya, mengkontruksinya dengan nilai-nilai kearifan lokal. Agama dan budaya adalah sejoli yang saling melengkapi. Jika hilang salah satu saja, tamatlah keharmonisan di Indonesia,”  jelasnya.

Sementara Putu Parmajaya tampil dengan orasi ilmiah berjudul "Taksonomi Nilai Kognitif Berbasis Tri kaya Parisudha Sebagai Alan Ukur Pukulogis dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu.”

Pada kesempatan yang sama, Dirjen Bimas Hindu, I Nengah Duija berpesan agar guru besar yang dikukuhkan harus memberikan kontribusi yang nyata bagi institusi dalam tataran akademik dan masyarakat pada umumnya. Guru besar harus jadi teladan bagi juniornya. Bukan menjadi masalah bagi juniornya.

“Guru besar juga memiliki kebebasan mimbar akademik. Dia boleh berbicara di manapun berdasarkan keahliannya. Kalau seluruh Guru besar berbicara baik di tingkat lokal, nasional, sebagai rekognisi, otomatis perguruan tinggi akan berkembang,” pesannya.

Acara pengukuhan Guru Besar juga dirangkaikan dengan acara wisuda ke VII baik jenjang S1 dan S2. Ada sebanyak 129 wisudawan yang berhasil menamatkan studinya.


Berita Pusat LAINNYA