Dirjen Bimas Hindu Sampaikan Makna Tumpek Wayang dihadapan Umat Hindu Provinsi Bangka Belitung

Dirjen Bimas Hindu Dharma Wacana dihadapan Umat Hindu Prov. Babel

Pangkalpinang, (Bimas Hindu) - Dirjen Bimas Hindu menghadiri Karya Agung Ngenteg Linggih Pura Jagatnatha Surya Kencana dan Pura Dharma Praja Bhay Park Polda Provinsi Bangka Belitung pada Sabtu 25/11/2023.

Prof. Dr. Drs. I Nengah Duija, M.Si yang hadir di puncak acara yang juga bertepatan dengan rerahinan jagat Tumpek Wayang pada Saniscara Kliwon Wuku Wayang memberikan dharma wacana tentak filosofi dan arti dari tumpek wayang dihadapan ratusan umat yang hadir di Pura Jagatnatha Surya Kencana.

Diceritakan Betara Kala yang lapar dan hendak memakan saudaranya Betara Kumara. Betara Siwa yang melihat kejadian tersebut memberikan syarat kepada Betara Kala untuk menunggu agar Betara Kumara menjadi dewasa terlebih dahulu, dan Betara Kala mengiyakan syarat tersebut. Sebagai orangtua yang tidak menginginkan anaknya celaka akhirnya Betara Siwa mengutuk Betara Kumara agar selamanya menjadi anak-anak dan tidak tumbuh dewasa. Mengetahui apa yang dilakukan sang ayah kepada saudaranya, Betara Kala Murka dan mengejar Betara Kumara untuk dimakan saat itu juga. 

Betara Kumara bersembunyi di sebuah ruangan yang memiliki 3 pintu dan berhasil lepas dari kejaran Betara Kala. Karena ruangan itu menyelamatkan Betara Kumara maka dikutuklah siapapun nanti yang membuat ruangan dengan 3 pintu pasti akan boros oleh Betara Kala. Tanpa putus asa Betara Kala lanjut mengejar Betara Kumara yang kemudian bersembunyi pada tumpukan sampah yang sedang dibakar dan terbebas dari kejaran Betara Kala. Karena kesal akhirnya Betara Kala mengeluarkan kutukannya kembali :barangsiapa yang membakar sampah didepan rumah akan mendapat musibah". 

Akhirnya karena kelelahan mengejar Betara Kumara, Betara Kala melihat ada ada seorang Dalang yang sedang menggelar pertunjukan wayang. Karena lapar Betara Kala memakan habis banten (sesaji) persembahan yang dibuat oleh Dalang tersebut. Mengetahui bantennya telah habis maka sang Dalang meminta pertanggungjawaban kepada Betara Kala. Betara Kala tidak bisa mengganti rugi akan banten Wayang Sapu Leger yang dibuat oleh Dalang karena merupakan anugerah dari Betara Siwa akhihirnya berkata "Siapapun yang lahir pada Tumpek Wayang akan menjadi santapannya dan akan bisa ditebus dengan menggunakan persembahan banten Wayang Sapu Leger".

"Sekarang kita sedang memuja kebesaran Ida Betara Siwa dengan Panca Muka (Anugerah Pasupati, Kesejahteraan, Keturunan (dilaksanakan di Pura Dalem), Merana (Kesuburan Pertanian) dan sebagai Pralina (Peleburan semesta)). Malam ini dalam rangka tumpek wayang kita minta 4 anugerahnya untuk kehidupan kita yang lebih baik" jelas Duija.

Duija juga berharap agar kita senantiasa bersyukur atas apa yang telah dianugerahkan oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa, setiap hembusan nafas yang diberikan adalah anugerah yang tidak ternilai harganya. Mari kita sama-sama hidupkan Pura Jagatnatha Surya Kencana dengan berbagai aktivitas keagamaan agar vibrasi positifnya tetap terjaga dan sebagai rasa syukur kita kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.


Berita Pusat LAINNYA