Kemenag: Yoga sebagai Pengendalian Diri Bendung Kebencian dan Kekerasan Berdalih Agama

Direktur Jenderal Bimbingan Dirjen Bimas Hindu I Nengah Duija saat mewakili Menag RI di The 2nd ICOHIS tahun 2023 di Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar, Bali, Minggu (5/11/2023).

BALI, (BIMAS HINDU) – The 2nd International Conference on Hindu Studies (ICOHIS) tahun 2023 digelar di Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar, Kubu, Bangli-Bali, Minggu (5/11/2023). Dalam forum internasional yang mengusung tema ‘Exploring the Teachings of Yoga in Life: Bridging Education, Culture, and Tourism’ itu, hadir Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu (Dirjen Bimas Hindu) I Nengah Duija mewakili Menteri Agama (Menag) RI Yaqut Cholil Qoumas.

Menag Yaqut, dalam sambutan yang dibacakan Dirjen Bimas Hindu mengungkapkan bahwa salah satu upaya untuk membantu membendung gelombang kebencian komunal dan kekerasan dengan menggunakan dalil-dalil agama sebagai pijakan dasar adalah dengan mempraktikkan yoga dalam kehidupan, yaitu pengendalian diri.

“Kita memiliki tanggung jawab yang lebih untuk membantu membendung gelombang kebencian komunal dan kekerasan yang mengancam dan menelan kemanusiaan baik secara sembunyi-sembunyi atau terbuka dengan menggunakan dalil-dalil agama sebagai pijakan dasar. Salah satunya upaya yang dapat kita lakukan adalah dengan mempraktekan yoga dalam kehidupan yaitu pengendalian diri,” kata Menag Yaqut melalui I Nengah Duija, dalam forum ICOHIS, Minggu (5/11/2023).

Dikatakan bahwa pengendalian diri dalam konteks yoga mencakup penanaman nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari, sehingga individu dapat mencapai keselarasan, kebijaksanaan, dan pemahaman yang lebih dalam tentang diri mereka sendiri.

“Melalui praktik yoga, seseorang dapat belajar untuk mengendalikan emosi, pikiran, dan perilaku mereka, sehingga menciptakan kehidupan yang lebih seimbang dan bermakna,” tuturnya.

“Pengendalian diri ini juga membantu dalam perjalanan spiritual untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam tentang diri dan hubungan dengan sesama dan alam semesta,” kata Duija menambahkan.

Menurut Menag Yaqut, tema yang diangkat pada ICOHIS itu sangat penting karena relevan dengan kehidupan saat ini. Hindu Studies dan yoga, kata dia memiliki hubungan yang sangat erat, karena yoga adalah praktik spiritual dan fisik yang berasal dari tradisi Hindu. Dalam Hinduisme, yoga merupakan salah satu dari 6 aliran filosofis yang dikenal sebagai Yoga Darshana. Yoga berfokus pada pengembangan spiritual dan pencapaian kesatuan dengan Tuhan melalui praktik meditasi, postur tubuh, teknik pernapasan, dan etika moral.

“Tema ini mencerminkan pendekatan interdisipliner terhadap pemahaman dan pengaplikasian ajaran yoga dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Selain itu, tema ini juga menggambarkan penjelajahan mendalam tentang ajaran-ajaran yoga dan bagaimana ajaran tersebut dapat memengaruhi pendidikan, budaya, dan pariwisata. Secara keseluruhan, tema ini menunjukkan pentingnya memahami ajaran yoga dalam konteks yang luas, termasuk pendidikan formal, budaya masyarakat, dan industri pariwisata,” katanya.

Pihaknya berharap kegiatan ini dapat menggali lebih dalam tentang bagaimana ajaran yoga tidak hanya berdampak pada kehidupan individu yang praktik yoga, tetapi juga bagaimana ia memengaruhi pendidikan, budaya, dan pariwisata secara global. Diharapkan konferensi ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap promosi global dan pemahaman yoga sebagai praktik holistik.

Sementara itu, tujuan diadakannya forum The 2nd ICOHIS 2023tersebut, kata

Rektor UHN I Gusti Bagus Sugriwa, I Gusti Ngurah Sudiana, yaitu memfasilitasi pertukaran ide dan ilmu pengetahuan tentang Hindu dari seluruh dunia. Menurutnya, 2nd ICOHIS ini sangat istimewa karena diisi oleh penulis-penulsi best seller.

“UHN I Gusti Bagus Sugriwa telah 5 kali menggelar event internasional. Ini sebuah capaian yang  ikut mempercepat program UHN I Gusti Bagus Sugriwa  menjadi World Class University pada 2023,” katanya. 

Hadir sebagai pembicara dalam 2nd ICOHIS tersebut antara lain, Asst Prof, Dr. Chirapat Prapandvidya (Thailand), Meghan B. Pappenheim (New York), Shri Naveen Meghwal (India), I Gede Sutarya (Indonesia) dan dimoderatori oleh I Putu Andre Suhardiana.

Selain itu, konferensi internasional tersebut juga dihadiri oleh Wakil Rektor Mahamakut Buddhist University, Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Bali I Made Gunaja yang mewakili Pj. Gubernur Sang Made Mahendra Jaya, Wakil Bupati Bangli I Wayan Diar, Ketua PHDI Bali I Nyoman Kenak, Kabid Urusan Hindu I Wayan Santa Adnyana mewakili Kakanwil Kemenag Provinsi Bali Komang Sri Marheni, Anggota Bidang Hukum dan HAM PHDI Bangli I Made Sudarma, seluruh wakil rektor dan pejabat dan sekitar ratusan mahasiswa UHN I Gusti Bagus Sugriwa.


Berita Pusat LAINNYA