Kunjungi Umat di Pantai Selatan Gunung Kidul, Tri Handoko Seto : Menjadi Hindu adalah sebuah kemewahan

Usai melakukan kegiatan bersih-bersih candi di kawasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Kementerian Agama RI, Tri Handoko Seto Minggu Sore (136) berkempatan mengunjungi umat Hindu yang berada di Kabupaten Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta. Didampingi Staf Khusus Menteri Agama RI, Plt Direktur Urusan Ditjen Bimas Hindu dan Pembimas Daerah Istimewa Yogyakarta, Tri Handoko hadir dalam acara Paruman Pinandita dan Serati Banten se-Kabupaten Gunung Kidul di Pura Segara Wukir Pantai Ngobaran Desa Kanigoro Kecamatan Saptosari Kabupaten Gunung Kidul, DIY. 

Dalam sambutannya dihadapan para Romo Wesi dan Serati Banten, Tri Handoko Seto menggugah hati dan perasaan umat yang asli kelahiran Jawa untuk bangga menjadi umat Hindu. Dengan menggunakan Bahasa Jawa Tri Handoko Seto menyatakan menjadi umat Hindu itu adalah sebuah kemewahan. Umat Hindu adalah duta-dutanya Sabdo Palon untuk menjaga nusantara. Ketika ada pertanyaan kenapa jumlah umat Hindu sedikit, Tri Handoko membandingkannya dengan keberadaan mobil mewah di jalanan. Menawi panjenengan nyawang margi  niko, ingkang wira wiri  kathah-kathahe mobil  avanza. Mercy-nipun sekedhik pak.  Hindu meniko kados mercy, saking mewah e kendaraan, dereng katah.  Mangke umpami ing sanjiwining jaman niko kesadaran spiritual umat sampun mateng saget nrimo Hindu niki kanti gampil kata Tri Handoko Seto. 

Dirjen Bimas Hindu juga menekankan bahwa Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu akan berupaya memberikan bantuan utamanya terkait dengan pembangunan tempat Ibadah sehingga umat Hindu dapat melaksanakan ibadah atau sembahyang dengan baik. Namun demikian jumlah bantuan yang dapat diberikan setiap tahunnya cukup terbatas sehingga saat ini Ditjen Bimas Hindu mendorong kemandirian lembaga-lembaga keumatan dan umat Hindu. 

Ketua PHDI Kabupaten Gunung Kidul, Purwanto, dalam sambutannya menyatakan bahwa umat Hindu di Kabupaten Gunung Kidul sudah mulai mendisplinkan diri melaksanakan yadnya. Umat Hindu di Kabupaten Gunung Kidul tersebar sebagain besar di 3 kecamatan yakni Kecamatan Saptosari di sisi selatan, Kecamatan Ngawen di sisi utara dan Kecamatan Paliyan di bagian tengah. Menurut Purwanto, hati umat Hindu sudah mulai terbuka, mereka sudah berani menunjukan identitas ke-Hinduan dan untuk meningkatkan Sradha dan bhakti umat, sejumlah program perberdayaan umat sudah mulai dijalankan. 

PHDI Kabupaten Gunung Kidul bersama tokoh-tokoh umat di kabupaten Gunung Kidul sedang menjalankan Program Seribu Pelinggih. Program seribu pelinggih ini memang sudah kita sampaikan kepada umat kami dalam bentuk pelinggih penunggun karang dan saat ini sudah mulai beranjak ke Pelinggih Padmasari dan candi bapak, nanti kami akan membangun konsep bahwa setiap umat memiliki sanggar pamujan dirumah yang isinya padmasari dan candi. 

Dalam konteks ini, padmasari dibangun sebagai persembahyangan kepada sifat-sifat kedewataan dan candinya digunakan sebagai pemujaan kepada leluhur. Kalo penunggun karang hampir semua tokoh kita, umat kita mendirikan penunggun karang Selain itu, untuk pembangunan ekonomi umat juga telah didirikan badan usaha bump dan koperasi simpan pinjam. PHDI Kabupaten Gunung Kidul juga mendorong pasraman-pasraman yang ada digunung kidul untuk membangun kreasinya membuat sovenir-sovenir yang bisa dijual dikawasan pura. 

Dalam kunjungannya ini, Tri Handoko juga menyerahkan secara simbolis pakaian kepada para pinandita yang merupakan sumbangan dari umat Hindu yang berada di Provinsi Bali.

Berita Pusat LAINNYA