Minim Ceramah, Fasilitator Penguatan Pendidikan Karakter Beri Contoh Konkret ke Guru Agama Hindu

Orientasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang berlangsung selama 3 hari pada 11-13 Oktober 2023 di Semarang, Jawa Tengah.

SEMARANG, (BIMAS HINDU) - Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang digelar oleh Ditjen Bimas Hindu melalaui Sub Direktorat Pendidikan Menengah dikemas minin ceramah. 

Para fasilitator memberikan berbagai trik efektif bagamana menciptakan suasana kelas yang menyenangkan namun terukur sejalan dengan tujuan pendidikan karakter. 

Salah satu pemateri Orientasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis Kelas Odo Hadinata mengatakan, implementasi pendidikan karakter kepada peserta didik harus diawali dengan contoh konkret dari seorang guru. 

"Penguatan berbasis kelas sebaiknya diawali dengan contoh kongkret yang dilakukan guru atau keteladanan dalam mengimplenetasikan pendidikan karakter," katanya. 

Sehingga, lanjut Odo, pemberian pemahaman atas pendidikan karakter itu sendiri bisa dirasakan nyata karena dipraktikkan, bukan hanya didengarkan. 

Dalam kesempatan tersebut Odo menyampaikan materi dengan interaktif dengan berbagai instruksi yang kemudian dilakukan langsung oleh peserta. Dengan berkolaborasi dengan fasilitator Maria Melani Ika Susanti, materi menjadi tidak monoton dan berjalan dinamis. 

Peserta diminta aktivitas berkelompok mereka aktif saling kolaborasi, ada yang mencari sumber di internet, ada yang menulis. Mereka benar-benar mendalami apa yang disebut karakter gotong royong, komunikasi, sharing. 

"Jadi untuk kegiatan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis Budaya Sekolah, kami meminimalisir ceramah. Peserta berlatih untuk membuat mind map untuk menuangkan ide-ide tentang program sekolah dalam upaya menguatkan 5 nilai utama karakter peserta didik, " kata Ika. 

Harapannya, lanjut dia, para guru mampu mengimplementasikan di dalam proses pembelajaran yang terintegrasi dalam kurikulum dan pembelajaran di kelas mereka. 

Sama halnya pada sesi materi PPK Berbasis Budaya Sekolah. Sebanyak 45 guru agama Hindu terlihat saling sharing dan kemudian menyusun mind map dengan media kertas, menuangkan ide saling tukar pikiran tentang program sekolah dengan inisiatif-inisiatif masing-masing. 

Dalam sesi Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Pembelajaran Yang Menarik dan Literasi Dasar yang dipandu oleh Rustantiningsih, semua peserta yang kesemuanya adalah guru agama Hindu nampak asyik mendengarkan instruksi tanya jawab yang saling lempar antara dirinya dengan peserta. 

Selain itu juga ada game kalimat beruntun. Dalam sesi itu, peserta diminta membuat satu kalimat saja kemudian diberikan ke peserta lainnya untuk dilanjutkan kalimatnya dan harus nyambung. Suasana ruangan pelatihan pun pecah dan nampak hidup. Dan masih ada beberapa keseruan lain yang diberikan dalam sesi tersebut. 

Dalam keseruan yang dipandu Rustantiningsih itu, sebenarnya secara tidak disadari, Guru telah banyak memprakitkkan proses pendidikan yang menarik dan membentuk karakter lewat membangun relasi dan ketegasan.

"Ingat bapak-bapak, Ibu-ibu, jangan lupa semua siswa adalah bintang, fokus pada kelebihan, kemampuan siswa itu seluas samudera. Guru harus memahami multiple intellegensi, siswa adalah subjek bukan objek, " tandas Rustantiningsih disahut tepuk tangan puluhan guru agama Hindu tersebut. 

Ia kemudian menggarisbawahi bahwa pembelajaran yang menyenangkan itu adalah pembelajaran yang kreatif, inovatif dan inspiratif. 

Adapun kegiatan Orientasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) ini diikuti oleh 45 peserta yang semuanya merupakan Guru Agama Hindu dari 8 provinsi di Indonesia. Acara ini berlangsung selama 3 hari pada 11-13 Oktober 2023 di Semarang, Jawa Tengah. 


Berita Pusat LAINNYA