Sapa Guru Hindu Nusantara, Direktur Pendidikan Hindu Bahas Kekerasan, Perundungan dan Intoleransi

Direktur Pendidikan Hindu Ditjen Bimas Hindu Trimo saat membahas ‘Kekerasan, Perundungan dan Toleransi’dalam acara "Dirjen Menyapa" guru Hindu Nusantara, Kamis (18/1/2024).

JAKARTA, (BIMSA HINDU) – Direktur Pendidikan Hindu Ditjen Bimas Hindu Trimo membahas ‘Kekerasan, Perundungan dan Toleransi’dalam acara 'Dirjen Menyapa' guru Hindu Nusantara, Kamis (18/1/2024).

Trimo menyampaikan bahwa ada 3 hal yang menjadi PR ketika berkecimpung di dunia pendidikan, yaitu, terkait dengan Kekerasan, Perundungan dan Toleransi.

“Ketiga itu menjadi PR kita semua. Terkait pendidikan agama Hindu, tentu tidak hanya kognitif saja tetapi kita punya PR untuk bagaimana afektif atau sikap perilaku anak, kemudian psikomotorik anak itu harus diperhatikan. Sehingga, kita punya tanggung jawab moral yang luar biasa untuk mengawal tentang kekerasan, perundungan dan toleransi,” papar Trimo disampaikan secara daring diikuti guru Hindu Nusantara, Kamis (18/1/2024).

Trimo mengungkapkan bahwa, fenomena kekerasan saat ini sering dijumpai baik di media sosial atau pun di lingkungan terdekat.

“Banyak berita yang bermuara pada kekerasan kepada anak, perundungan anak dan sikap intoleransi. Ketiganya itu menjadi hal yang harus kita tangani bersama. Kita harus memiliki semangat dan cita-cita bersama untuk mengatasi hal tersebut,” tutur Trimo.

Dalam kesemptan itu, Trimo kemudian kemudian menjelaskan mengenai bentuk-bentuk kekerasan, perundungan dan intoleransi.

Ia menegaskan, kekerasan juga bisa terjadi di sekolah atau di rumah dengan dampak yang berbeda-beda. Yang terburuk, jika kekerasan sudah sampai titik tertentu yang menyebabkan dampak psikis, bahkan bisa sampai bunuh diri.

Sehingga, perlu kiranya upaya para guru saat mendapati peserta didik mengalami hal-hal tersebut. Ia menjelaskan, apabila melihat anak didik yang mengalami kekerasan, perundungan dan intoleransi, ada 3 prinsip yang bisa dilakukan oleh Guru.

“Ada 3 prinsip umum kepada anak didik agar tidak mengalami dampak psikis yang berbahaya. Kita harus melihat, mendengar dan menghubungkan untuk identifikasi. Kita mendengar cerita dengan mencari tempat yang aman dan nyaman supaya anak didik bercerita dengan leluasa apa yang dialaminya,”katanya.

Kemudian, mengubungkan dengan mengenali pontensi dan sumber dukungan yang dimiliki guru Hindu. “Jadi kita bisa membantu mengatasi kondisi siswa saat mengalami kekerasan, perundungan atau pun intoleransi. Dan bukan justru untuk memperburuk kondisi peserta didik,” katanya.

Pemaparan Direktur Pendidikan Hindu yang berlangsung selama kurang lebih 1 jam itu  diikuti oleh guru Hindu Nusantara secara daring via zoom dan disiarkan langsung lewat Youtube Ditjen Bimas Hindu.


Berita Pusat LAINNYA