Yayasan Puri Kauhan Ubud luncurkan buku kolaborasi 3 Kampus PTKH

Sambutan dirjen bimas hindu

Melalui program Sastra Saraswati Sewana 2022, Yayasan Puri Kauhan Ubud, Jumat (03/03/2023) pagi meluncurkan 3 Buku yang merupakan bagian dari gerakan literasi. Salah satu dari tiga buku yang diluncurkan berjudul Toya Uriping Bhuwana Usadhaning Sangaskara, Air Sumber Kehidupan, penyembuh Peradaban, yang merupakan karya kolaborasi tiga kampus Perguruan Tinggi Keagamaan Hindu (PTKH) dan pihak di luar kampus. Tiga PTKH yang berkolaborasi yaitu Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Denpasar, Universitas Hindu Negeri (UHN) I Gusti Bagus Sugriwa dan Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri  (STAHN) Mpu Kuturan Singaraja. Ketiga kampus berkolaborasi dengan masing-masing membuat Forum Grup Discusi (FGD) dan menuliskan hasil diskusi tersebut. Buku ini berbicara tentang air yang juga melibatkan komunitas lingkar studi Batur. 

"Buku ini diseminarkan dengan misi utamanya bukan sekedar menulis buku tetapi yang kita inginkan adalah teologi lingkungan dan teologi air betul-betul diajarkan di kampus, diaktualisasi dalam riset dan digunakan sebagai panduan dalam pengabdian masyarakat"  Kata Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud  AAGN Ari Dwipayana. 

Menurut AAGN Ari Dwipayana yang juga menjabat Koordinator Staff Khusus Presiden RI, gerakan literasi Sastra Saraswati Sewanam 2022 bukan hanya mengumpulkan kembali cakepan atau lontar tertulis dan juga tidak tertulis, tetapi juga mengekskavasi, mengkonservasi hingga bisa lestari selanjutnya diapresiasi untuk dikembangkan dalam tantangan kekinian, digitalisasi hingga scientifikasi (mengilmukan, menjadikan pengetahuan itu menjadi ilmu)

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Kementerian Agama RI, Prof. Dr. Drs. I Nengah Duija, M.Si mengapresiasi gerakan literasi yang diinisiasi oleh Yayasan Puri Kauhan Ubud. 

Menurut Prof Duija, Program literasi Puri Kauhan Ubud merupakan apresiasi yang luar biasa terhadap tradisi-tradisi keagamaan Hindu. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Kementerian Agama RI sangat berkepentingan dengan ini karena program Kementerian Agama salah satu prioritasnya adalah penerimaan terhadap tradisi dimanapun agama itu berada.  

"Puri Kauhan Ubud coba memadukan antara teks dan konteks. Jadi masyarakat kita sekarang diberikan literasi bagaimana masyarakat bisa memahami bahwa ada teks yang menjadi tuntunan kita dalam pelaksanaan nilai-nilai budaya di Bali dan kemudian teks itu dikontekskan dalam tradisi-tradisi lisan yang berkembang dimasyarakat. Teks ini harus diturunkan supaya generasi muda kita memahami ada nilai-nilai budaya yang sangat penting dan sangat mungkin untuk kita ketahui tetapi perlu diterjemahkan dalam kegiatan-kegiatan seperti ini. Sekali lagi saya sampaikan apresiasi yang luar biasa, kegiatan ini harus berlanjut karena generasi muda kita membutuhkan jembatan bagaimana nilai-nilai teks ini bisa diimplementasikan dalam kegiatan sehari-hari" . Kata Prof. Duija. 

Prof Duija  berharap tiga perguruan tinggi yakni UHN, UNHI dan Mpu Kuturan Singaraja dan seluruh perguruan tinggi keagamaan Hindu harus dipastikan menjadi pengawal tradisi dan teks yang ada di dalam kebudayaan. 

Selain  buku karya kolaborasi tiga kampus PTKH, Yayasan Puri Kauhan Ubud juga meluncurkan buku berjudul Nyapuh Tirah Campuhan, Jejak Peninggalan Masa Lalu di DAS Oos dan buku berjudul Jaladhi Smreti menelusuri Pelabuhan Kuno di Ketewel dalam Ingatan Masyarakat dan Catatan Kolonial.


Berita Daerah LAINNYA