Sarasehan Pinandita Se-Soloraya Dan Daerah Istimewa Yogyakarta

Peradaban dan perkembangan manusia sudah dari jaman Krtayuga, Trta Yuga, Dwapara Yuga, Kali Yuga,  menurut ajaran Hindu. Sesuai perkembangan jaman memiliki berbagai perubahan dan perilaku manusia. Nah jaman sekarang ini yang disebut jaman kali yuga merupakan jaman yang penuh dengan berbagai perilaku kehidupan manusia sehingga banyak hal yang terjadi dimasyarakat sering disebut dengan jaman NOW. Pada kesempatan ini saya mengajak untuk kita bijak dalam melaksanakan kegiatan ritual agama, karena generasi sekarang tidak sama dengan generasi jaman dahulu yang menempatkan pada ritual keagamaan sebagaian yang sangat sakral. Demikian disampaikan I Dewa Made Artayasa dalam Sarasehan Pinandita/Pemangku Se-Se-Soloraya dan Daerah Istimewa Yogyakarta (18/2).

Lebih lanjut I Dewa Made Artayasa menyampaiakn bahwa di era sekarang ini untuk kebutuhan banten upacara sangat penting kareana saat ini hanya membuat saja tanpa tahu makna  dan kebutuhan utama  dari upacara yang dilaksankan, untuk itu harapan saya  pada sarasehan ini Ida Pandita dan Romo Rsi saya mohon untuk dapat dijelaskan makna dan kebutuhan banten dalam upacara sehingga tidak awam dengan banten yang digunakan dalam setiap upacara.

Kegiatan yang dilaksankan di Gedung Parisada Hindu  Dharma Indonesia Kabupaten Klaten , Desa Karanganom Klaten Utara di ikuti oleh 100 Pinandita dan Pemangku Se-Soloraya dan Daerah Istimewa Yogyakarta dengan narasumber dalam saresehan  Dari Dharma Adhiaksa Pusat yang diwakili oleh Ida Pandita Rsi  Agnijaya Mukthi, serta dari Sapta Rsi yang di wakili Romo Wiku Satya Dhama Telabah dan Romo Rsi Bahudanda Sajiwo Putra Telabah dan acara dibuka oleh Ketua Parisada Hindu Dharama Indonesia Provinsi Jawa Tengah I Nyoman Surahata. Pentingnya pemahaman nilai sastra ajaran tentang Upacara keagamaan dengan  sarana banten sebagai bentuk korban suci, maka kegiatan sarasehan hari ini sangat bermakna untuk pemahaman para Pinandita dan Pemangku  ujar  I Nyoman dalam sambutan pembukaan sarasehan.

Sebagai Wakil Dharama Adhiaksa Ida Pandita Rsi Angijaya Mukthi menyampaikan tuntunan upacara sudah dijelaskan dalam Weda yaitu adanya Banten Upacara untuk Kepada Yang Maha Kuasa yang dilambangkan dengan Dhaksina, Kepada mahluk hidup alam semesta dengan sesayut dan yang terakhir untuk para bhuta kala yaitu dengan sesaji pencruan yang diletakan dibawah.
Sapta Rsi baik Romo Wiku maupun Rsi Bahudanda menyampaikan bahwa ajaran yang baik tentang banten upacara adalah sesuai dengan Panca Yadnya, jadi semua yang disajikan adalah bagian utama baik untuk yang maha Kuasa, alam semesta dan pada Bhuta Kala.

Ketua panitia Sugiman menaruh harapan besar pada kegiatan Sarasehan Ini kepada para Pinandita dan Pemangku dapat melaksnakan kegiatan upacara keagamaan sesauai dengan ajaran pokok kepinanditaan dan kepemangkuan  sehingga tidak menimbulkan permasalahan-permasalahan baru, dari hasil sarasehan ini akan dibuatkan hasil rumusan bersama tentang sesaji/banten upacara. (Triwahonogol)

Berita Daerah LAINNYA