Meningkatkan Kerukunan Dengan Bijak Bermedia Sosial

Pelita Dharma Meningkatkan Kerukunan Dengan Bijak Bermedia Sosial oleh I Gusti Ayu Darmi Astuti
Lokasi Pura Luhur Batukau Tabanan

Saudara Pengemban Dharma tentu paham kemajuan teknologi dan internet ibarat pisau bermata dua, ada yang bermanfaat bagi kehidupan kita ada pula yang merugikan. Kemajuan teknologi membawa dampak positif ditandai dengan efisiensi masyarakat dalam menjalani kehidupannya seperti bidang pendidikan, kesehatan, transportasi, perbankan danlain sebagainya. Namun tahukah saudara banyak kelebihan tentu ada pula dampak negatifnya seperti pelanggaran hak cipta, kejahatan siber, penipuan, Hoax, kemerosotan moral demi mendapatkan keuntungan pribadi ataupun ketenaran. Ini terjadi karena masih diselimutinya ketidak baikan dalam diri (asuri sampad) kurang mampunya mengendalikan diri demi mengejar kepuasan duniawi. 
Saudara sedharma yang terkasih saat ini ada tiga momok yang menjadi sumber masalah apabila tidak dikendalikan, yaitu pikiran, perkataan dan jari tangan. Mengapa jari menjadi momok menakutkan? Dengan adanya platform digital yang mudah diakses dengan hanya membuka gawai dan menscroll dengan lentikan jari maka segala informasi mudah didapatkan dari gawai yang kita miliki sehingga kerapkali netizen tidak sadar akan kebenaran yang harus mereka jalani.
Bagaimana bermedsos yang baik menurut Hindu? Mengapa masih marak tindak kejahatan, kemerosotan moral hingga banyak penipuan, berita bohong, konten ilegal, perjudian? Adakah tali kekang untuk mencegah penyalahgunaan sosmed? Penekannnya ada pada ajaran susila  bertata krama dalam berselancar di jagat media sosial yang luas dan bebas. Pertanyaan diatas dapat dijawab dengan dasar etika susila Hindu yang mengacu pada ajaran Kitab Sarassamuscaya sebagai salah satu kitab sruti bahwa dari sekian makhluk hidup hanya manusialah yang mampu berbuat dalam dasar susila. Dalam kitab Sarassamuscaya sloka 160 menyebutkan: “Silam Pradhanam puruse tadyaseha pranasyati, na tasya jivitenartho duh silam kinprayojanam” Susila itu adalah paling utama. Ajaran susila hendaknya terapkan dalam kehidupan, karena di dunia inilah tempat kita berkarma. Leburlah sifat asubha karma mejadi  subha karma dan aplikasikan di era digitalisasi saat ini diantara munculnya platform sosial media yang banyak digunakan pengguna demi mendapatkan informasi bahkan berkomunikasi dengan sesama.