Penguatan Nilai Kearifan Lokal Untuk Menjaga Kerukunan

Kita tinggal dan berada di Indonesia yang memiliki keberagaman  suku, agama, adat istiadat, bahasa, kesenian, budaya, ritual-ritual adat dan tradisi, serta banyak lagi perbedaan-perbedaan lainnya. Keragaman yang ada merupakan bentuk dari kekayaan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia yang mungkin tidak semua   negara memiliki kekayaan seperti kita. Jika kita sebagai generasi tidak mampu menjaga  semua ini dan tidak mampu menjadikan perbedaan itu sebagai perekat persatuan dan kerukunan, maka  sudah pasti akan menjadi salah satu ancaman  terhadap  kelestarian keragaman budaya dan akan menimbulkan perpecahan diantara kita. Perpecahan ini biasanya terjadi karena ada gesekan antar masyarakat, atau konflik-konfilk dalam skala kecil, yang pada akhinya dapat menjadi besar karena adanya provokasi-provokasi dari pihak yang menginginkan perpecahan di negara yang kita cintai. Perbedaan-perbedaan yang ada itu janganlah kita jadikan sebagai sekat pemirsah bagi persatuan tapi justu menjadikan kita lebih menghormati kearifan lokal yang begitu banyak di negara kita ini.
Berbicara soal penguatan nilai kearifan lokal dalam menjaga kerukungan maka sudah barang pasti  kita harus bisa tau apa itu keatifan lokal. kenapa kearifan lokal perlu dijaga, dan sebagainya.


Kearifan lokal adalah nilai-nilai, norma, hukum-hukum dan pengetahuan yang dibentuk oleh ajaran agama, kepercayaan-kepercayaan, tata nilai tradisional dan pengalaman-pengalaman yang diwariskan oleh leluhur yang akhirnya membentuk sistem pengetahuan lokal yang digunakan untuk memecahkan permasalahan-permasalahan sehari-hari oleh masyarakat. Secara umum Bangsa Indonesia pada dasarnya adalah bangsa yang menjunjung tinggi kerukunan, gotong-royong, saling menolong, rasa persaudaraan, dan ramah tamah dan berbudaya. Inilah bentuk-bentuk kearifan lokal yang perlu dijaga secara terus menerus.  Kearifan-kearifan lokal yang ada di masing-masing daerah misalnya: masyarakat Ambon, Katong samua basudara (Kita semua bersaudara); Yogyakarta/ Jawa Tengah, alon-alon asal kelakon (pelan-pelan akan terlaksana/ terwujud); masyarakat Kaili, Sulawesi Tengah, masintuvu kita marisi, morambanga kita maroso (bersatu kita kuat, bersama kita kokoh),  Nosarara Nosabatutu (bersaudara kita bersatu) dan slogan Riumba Tana ri Jeje, Risitu Langit Nitande (dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung) ini membawa kekuatan yang sangat luar biasa jika kita mampu menerapkan dalam kehidupan kita sehari-hari dalam kaitannya dengan upaya membina kerukunan.