Ditjen Bimas Hindu Optimalisasi Manajemen Risiko bagi Satgas SPIP dan Pengelola Anggaran

Bimbingan teknis (Bimtek) Manajemen Risiko digelar di lingkungan Ditjen Bimas Hindu dengan menghadirkan auditor dari Inspektorat Jenderal Kementerian Agama (Itjen Kemenag) di Ruang Rapat Lantai 3 Kemenag RI Jl. MH Thamrin No. 6 Jakarta Kamis, (18/1/2024).

JAKARTA, (BIMAS HINDU) – Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu (Ditjen Bimas Hindu) melakukan upaya optimalisasi peningkatan kompetensi Satgas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan Pengelola Anggaran agar mampu membangun dan menerapkan manajemen risiko.

Untuk itu, bimbingan teknis (Bimtek) Manajemen Risiko digelar di lingkungan Ditjen Bimas Hindu dengan menghadirkan auditor dari Inspektorat Jenderal Kementerian Agama (Itjen Kemenag) di Ruang Rapat Lantai 3 Kemenag RI Jl. MH Thamrin No. 6 Jakarta Kamis, (18/1/2024).

Acara ini dibuka oleh Dirjen Bimas Hindu Prof. I Nengah Duija. Ia berharap dengan adanya Bimtek Manajemen Risiko, Ditjen kompetensi Satgas Sistem SPIP dan Pengelola Anggaran mampu memacu DBimas Hindu melakukan pencapaian kinerja dan intergritas yang baik.

Acara Bimtek Manajemen Risiko ini diisi oleh 2 Auditor dari Itjen Kemenag RI yaitu Yanis Naini (Auditor Madya) dan Hasyim Prasetyo (Auditor Muda). Dalam kesempatan itu mereka mengawali menyampaikan Visi dan Misi Kemenag 2020-2024.

Ditekankan oleh pemateri bahwa harus dipahami sebelumnya mengenai Karakteristik Level Maturitas Spip Level 1 sampai level 5. Level 1 adalah Rintisan di mana Organisasi belum mampu mendefinisikan kinerjanya, termasuk strategi pencapaian kinerja dan pengendaliannya. “Level 1 Risk Naive atau organisasi belum sadar risiko,” katanya

Level 2 adalah Berkembang di mana Organisasi telah mampu mendefinisikan kinerjanya dengan baik, namun strategi pencapaian kinerjanya masih belum relevan serta pelaksanaan pengendalian masih sebatas pemenuhan. “Level 2 Risk Aware atau organisasi mulai sadar risiko,” katanya.

Level 3 adalah Terdefinisi  di mana organisasi telah mampu mendefinisikan kinerjanya dengan baik dan strategi pencapaian kinerjanya telah relevan dan terintegrasi, serta pengendalian telah dilaksanakan namun belum efektif. “Level 3 Risk Define atau organisasi sadar risiko dan risiko terdefinisi,”

Level 4 adalah Terkelola Dan Terukur di mana Organisasi telah mampu mendefinisikan kinerjanya dengan baik dan strategi pencapaian kinerjanya telah relevan dan terintegrasi, struktur dan proses pengendalian telah efektif namun belum adaptif terhadap perubahan lingkungan organisasi. “Level 4 Risk Managed atau budaya sadar risiko tercipta dan risiko terkelola,” katanya.

Maturitas level 5 adalah level Optimum di mana organisasi telah mampu mendefinisikan kinerjanya dengan baik dan strategi pencapaian kinerjanya telah relevan dan terintegrasi, dengan struktur dan proses pengendalian telah efektif untuk memastikan pencapaian tujuan organisasi, serta adaptif terhadap perubahan lingkungan organisasi.

“Level 5 ini adalah Risk Enable atau budaya sadar risiko optimal dan manajemen risiko sudah menjadi alat unggulan organisasi dalam pencapaian sasaran,” jelasnya.

Hal itu untuk tujuan Visi Misi Kemenag RI tercapai. Yaitu, Kementerian Agama yang profesional dan terpercaya dalam membangun masyarakat yang saleh, moderat, cerdas dan unggul untuk mewujudkan Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan berkepribadian berdasarkan Gotong Royong.

Acara ini turut diikuti oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Prof. I Nengah Duija, Sekretaris Ditjen Bimas Hindu I Made Santika, Direktur Urusan Agama Hindu I Gusti Made Sunartha, Direktur Pendidikan Hindu Trimo, jajaran pejabat dan pegawai Ditjen Bimas Hindu.


Berita Pusat LAINNYA