Festival Bank Indonesia Religi Hadirkan 4 Tokoh Lintas Agama Gelar Dialog Bersama

Prof. Dr. Drs. I Nengah Duija.,M.Si saat menjadi pembicara pada acara Festival Bank Indonesia Religi

JAKARTA, (BIMAS HINDU) - Festival Bank Indonesia Religi (FASBIRI) 2023 turut menghadirkan 4 tokoh lintas agama dalam acara puncak FASBIRI 2023 di Jakarta Kamis (21/12/2023). 

Keempat tokoh tersebut, yaitu:

1. Prof. Syafi'i Antonio (Religi Islam) 

2. Pdt. Jacky Manuputty (Religi Kristen) 

3. Prof. I Nengah Duija (Religi Hindu) 

4. Prof. Kuntjoro Widjaja (Religi Buddha) 

Ketua Panitia FASBIRI 2023, R. Achmad Rayadi mengatakan, para tokoh lintas agama itu dihadirkan untuk berdialog bersama lintas Agama dengan tujuan senada dengan tema yang diangkat yaitu 'Memperkuat Strategic Spiritual Leadership yang Berkinerja Tinggi dan Berakhlak Mulia di Era Digital dengan Semangat Kebersamaan dan Kebhinekaan Menuju Pribadi yang Sukses, Bahagia dan Berkah'. 

Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengucapkan terima kasih kepada para pembimbing spiritual, seluruh pimpinan dan anak-anak Bank Indonesia baik dari pembimbing spiritual untuk spiritual Islam, Kristen, Hindu, Buddha maupun juga kawan-kawan semua yang mengampu Program BI Spiritual di Bank Indonesia.

Dalam kesempatan itu, Dirjen Bimas Hindu Prof. I Nengah Duija memaparkan konsep kepemimpinan mengambil dari pola dalam Kitab Dhamayana.

"Pertama, setiap pemimpin wajib hukumnya untuk mengetahui pengetahuan agama yang mumpuni. Karena dari situ kita bisa melakukan kontrol apakah seorang pemimpin itu punya kontrol yang lebih tinggi dari logika manusia, " paparnya saat menjadi narasumber dalam acara puncak FASBIRI 2023 di Jakarta, Kamis (21/12/2023). 

Ia melanjutkan, nilai spiritual ini adalah nilai tertinggi. Hal itu, menurutnya, karena di situ kontrol yang luar biasa yang dapat menjadi panutan bagi setiap orang.

"Jadi dia harus mengetahui pengetahuan agama. Kedua bertakwa kepada Tuhan yang maha kuasa. Ketiga, tidak pernah melupakan leluhurnya, pendirinya, pendahulunya, di mana dia lahir. Maka dia wajib menghormati leluhur pendahulunya yang menjadikan dirinya orang sukses, " tutur Prof. Duija. 

Keempat, lanjutnya, pemimpin harus mencintai keluarga. Seorang pemimpin yang baik menurut kitab Dhamayana adalah dia harus mencintai keluarga dan mencintai sesama manusia.

"Jadi harus ada pengetahuan agama, pengetahuan hati, logika berpikirnya, dia harus mencintai keluarga. Dengan dasar inilah yang menyebabkan akhirnya kita akan melihat konsep kepemimpinan yang mengambil peran dari para leluhur, " katanya. 

"Seorang pemimpin harus memberikan cahaya semangat kepada siapa pun. Tidak membedakan ras atau golongan seperti sang surya, yang menyinari tanpa pandang siapa pun," pungkasnya.


Berita Pusat LAINNYA