Hari Raya Siwaratri, Dirjen Bimas Hindu: Proses Menuju Kebaikan dan Menuju Kemurnian

Siwaratri di Pura Agung Taman Sari Halim, Jakarta Timur Selasa (9/1/2024).

JAKARTA, (BIMAS HINDU) – Hari Raya Siwaratri kembali dirayakan oleh umat Hindu di  Indonesia, Selasa (9/1/2024) malam. Malam Siwaratri menjadi momen untuk introspeksi diri atas dosa yang telah diperbuat selama hidup.

Dirjen Bimas Hindu Prof. I Nengah Duija di Hari Raya Siwaratri ini berada di Pura Agung Taman Sari Halim, Jakarta Timur Selasa (9/1/2024). Ia mengungkapkan bahwa Siwaratri itu sudah menjadi hari suci keagamaan Hindu di seluruh nusantara yang dirayakan oleh setiap umat dengan baik di berbagai pura, candi, basara dan juga ada tempat-tempat yang lain juga dari sekolah dan kampus dan lainnya.

“Kita ingin bahwa Siwaratri itu tidak sekedar dimaknai sebagai  penebusan dosa karena memang dalam konsepsi hindu itu, dosa tidak bisa ditebus. Tapi Siwaratri itu adalah sebuah proses penyadaran sang diri karena setiap gerak setiap aktivitas yang dilakukan di semesta ini karena pasti sudah ada positif dan negatif,” kata Prof. Duija.

Ia melanjutkan, positif dan negatif ini tentu juga akan ada mana yang lebih dominan, mana yang tidak lebih dominan. Ketika dominan lebih pada aspek keburukan, kata dia, maka aktivitas jiwa ini harus dibersihkan, harus diasah kembali melalui Siwaratri.

Sehingga, sifat-sifat aslinya yang berupa aktivitas yang tak berwujud, maka disitulah siwa berfungsi sebagai pelenyap atau pelebur dari semua dosa-dosa ketika setiap jiwa ini mampu menembus ruang Siwaloka itu.

“Nah ini perlu ada sebuah proses penyadaran sang diri tidak semata-mata karena kita begadang satu malam, kita sudah selesai. Tapi kita selalu berproses menuju kebaikan dan menuju kemurnian sifat itu,” tutur Prof. Duija.

Pihaknya berharap bahwa pelaksanaan Siwaratri ini terus berporses tentu semakin hari semakin tahun itu mengalami peningkatan kualitas, pelaksanaan dan juga kuantitas pelaksanaan agar semua umat Hindu di Indonesia dan seluruh nusantara menggunakan momen ini sebagai bentuk penyadaran sang diri kita kepada sang pencipta.

“Mudah-mudahan kedamaian dan kerukunan moderasi beragama tumbuh dari sebuah jiwa yang bebas dari segala keburukan dan juga kejahatan,” pungkas Dirjen Bimas Hindu.

Makna Hari Raya Siwaratri

Siwaratri dirayakan setiap setahun sekali berdasarkan kalender saka, yakni pada purwaning Tilem atau panglong ping 14 sasih kepitu (bulan ke tujuh).

Siwaratri berasal dari kata 'Siwa' yakni manifestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam fungsinya sebagai pelebur atau pemralina. Sedangkan 'Ratri' berarti malam atau kegelapan.

Dengan demikian, Siwaratri dimaknai sebagai malam Siwa. Siwaratri menjadi momen perenungan suci, malam di mana umat Hindu mengevaluasi dan introspeksi diri atas perbuatan atau dosa-dosa.

Siwaratri juga dianggap sebagai malam peleburan dosa dengan melakukan brata semadi dan pemujaan terhadap Dewa Siwa. Pemaknaan ini tak lepas dari kisah Lubdaka yang ditulis oleh Mpu Tanakung.


Berita Pusat LAINNYA