Ritual Mendak Toya dan Pecaruan Eka Sata di Pura Parhyangan Agung Jagatkartta Gunung Salak

Ritual Mendak Toya dan Pecaruan Eka Sata di Pura Parhyangan Agung Jagatkartta Gunung Salak

BOGOR, (BIMAS HINDU) - Ritual Mendak Toya dan Pecaruan Eka Sata digelar di Pura Parhyangan Agung Jagatkartta Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, Minggu (24/3/2024).

Dalam kesempatan itu, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu (Dirjen Bimas Hindu) Prof. I Nengah Duija mengatakan umat Hindu melaksanakan asuci laksana yang telah dilaksanakan saat yadnya Tawur Agung dan Hari Raya Nyepi.

"Purnama Kedasa adalah hari yang bertepatan dengan Puncak Karya Ida Bhatara Turun Kabeh di pura Besakih, Puncak Pujawali Ngusaba Kedasa Ulun Danu Batur, dan sekaligus di Pura Gunung salak yang sama-sama berada di tengah Giri Tohlangkir. Kita patut bersyukur atas medalnya toya (air) empat hari lalu, semoga rencana lokasi penglukatan dapat kita realisasikan dengan baik, Terkait dengan dibuatnya masterplan yayasan, membutuhkan waktu 4 hingga 5 tahun untuk mencapai hasil yang baik" terangnya.

Menurut Prof. Duija, yang paling penting adalah umat Hindu semua sudah diberikan nafas sehat, umur panjang oleh Beliau. Hal penting lainnya adalah bagaimana Umat Hindu memiliki Kesadaran bahwa membangun pura adalah membangun sthana di dalam hati (padma hrdaya).

"Karena kita punya konsep petirtan yang akan dibuat penglukatan, maka nanti akan dibuat tempat penglukatan yang memang berbeda dengan sungai. Yang bersthana adalah Bhatata Siwa," tutur Prof. Duija.

Prof. Duija mengatakan, penglukatan berbeda dengan pemandian. Kalau penglukatan berfokus pada pembersihan jiwa/roh. Kalau pemandian lebih ke pembersihan fisik.

"Nanti kita akan sama-sama siapkan, sehingga Pura Jagatkartta Gunung Salak bisa menjadi prototype pura di luar Bali. Nanti kita juga akan mendem 108 air tirtha dari pura-pura khayangan di seluruh Indonesia," katanya.

Selain itu, menurut Prof. Duija, perlu juga menyiapkan protector/SOP sehingga kesucian tempat penglukatan bisa kita jaga. "Ada 5 anugerah: kesuburan, keturunan, kesehatan, kecerdasan dan pasupati," pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Yayasan Giri Taman Sari mengungkapkan bahwa pada periode sebelumnya yayasan sudah berhasil mendirikan pelinggih melanting dan pasar agung.

"Masih perlu perbaikan-perbaikan seperti penyengker, jalan, dan apabila bisa diwujudkan kami sedang merancang candi  khas jawa barat," ujarnya di Pura Parhyangan Agung Jagatkartta Gunung Salak, Minggu (24/3/2024).

Selain itu, menurutnya perlu pembangunan penyengker di Madya Mandala. "Dengan medalnya tirtha di atas, harapannya akan segera dibuatkan tempat melukat," katanya.


Berita Pusat LAINNYA