Mengapa Berita Bohong Mudah Menyebar?

Ilustrasi

bimashindu.kemenag.go.id - Menyebarkan sebuah informasi kini bisa dilakukan lewat ujung jari. Sayangnya, tak semua orang bisa mengenali mana informasi atau berita yang benar atau bohong (hoax).

Salah satu informasi hoax yang sempat membuat resah di Indonesia antara lain kabar tentang masuknya 10 juta tenaga kerja asal China ke Indonesia, atau Disneyland akan dibangun di Boyolali.

Dibandingkan berita yang berdasar fakta, informasi bohong dengan judul-judul yang bombastis memang dengan cepat menjadi viral. Harian The New York Times menyebutnya sebagai "virus digital".

Keterbatasan rentang perhatian manusia ditambah dengan informasi yang sangat deras di media sosial dianggap menjadi penyebab hoax gampang menyebar.

Penelitian menyebutkan, seseorang cenderung melihat "bias informasi" dan hanya menaruh perhatian, serta menyebarkan informasi yang sesuai dengan kepercayaannya. Bahkan meski informasi tersebut palsu.

Penjelasan lain mengenai fenomena hoax ini menyatakan bahwa banyak orang kurang peduli pada kredibilitas sumber berita. Apakah sebuah informasi berasal dari situs "abal-abal" atau yang memiliki kaidah jurnalistik.

Di lain pihak, saat mencari informasi online kita sering mendapatkannya dari teman. Karena kita cenderung percaya pada teman, saringan kognitif di otak kita menjadi lemah. Kita percaya begitu saja pada apa yang ia bagikan. Apalagi kalau teman tersebut selama ini kita kenal jujur maka kita merasa tak perlu memeriksa apakah informasi itu fakta atau palsu.

Ini sebabnya media sosial menjadi lahan yang subur untuk menyebarkan kabar bohong.


Berita Pusat LAINNYA