Jakarta – Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Kementerian Agama Republik Indonesia, I Nengah Duija membuka acara Fullday Pembahasan Pemanfaatan Candi Prambanan sebagai Rumah Ibadah Hindu Nusantara dan Dunia pada Senin (20/12/2022) di Hotel Dafam Enkadeli Thamrin Jakarta Pusat.

Dalam sambutannya, Dirjen Duija memberikan arahan agar Tim Pemanfaatan Candi Prambanan memperkuat kajian histori dan teologi Candi Prambanan dalam menyusun Petunjuk Pelaksanaan (Juknis).

“Kajian seni, agama, epigrafi, filologi harus dilakukan secara mendalam agar mampu membranding Candi Prambanan sebagai pusat peradaban Hindu nusantara dan dunia. Hasilnya ini yang kemudian dijadikan landasan dalam menyusun Juknis pelaksanaan kegiatan keagamaan di Candi Prambanan, sehingga terjadinya sinkronisasi antara nilai histori dan upacaranya” ungkapnya.

Setelah dikeluarkannya MoU dan Pedoman Pemanfaatan Candi Prambanan, umat Hindu dari berbagai daerah mulai melakukan Tirtha Yatra dan beribadah ke Candi Prambanan, hal tersebut diminta Dirjen Duija dapat diantisipasi dengan regulasi yang akurat.

“Juknis sudah harus segera dirampungkan karena umat sudah sangat antusias datang ke Candi Prambanan, hal ini yang harus diantisipasi Tim dalam regulasi agar tidak terjadi masalah di lapangan” sambungnya. 

Sedangkan Ketua Tim Pemanfaatan Candi Prambanan, Astono Chandra Dana melaporkan bahwa Tim telah membuat draf Juknis 14 jadwal kegiatan di Candi Prambanan.

“Tim telah menyusun draf Juknis yang berisi pedoman pelaksanaan 14 jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan sepanjang tahun 2023, harapannya melalui kegiatan ini dapat segera disepakati karena kegiatan sudah mulai padat akan dilaksanakan di Prambanan” ungkapnya.

Kegiatan yang dilaksanakan dengan tema ‘Penggalian Nilai Histori Candi Prambanan untuk Kemajuan Peradaban Hindu Nusantara’ ini menghadirkan dua narasumber yakni Sugi Lanus dan Prof. Dr. Agus Aris Munandar, M.Hum. dengan peserta berasal dari Tim Pemanfaatan Candi Prambanan.